
Pecinta kopi mestinya punya awareness yang lebih tinggi terhadap kelestarian lingkungan ya, terutama tentang isu perubahan iklim. Tidak hanya memicu banyak potensi bencana, ternyata perubahan iklim juga bisa berdampak pada tanaman kopi lho. Ga ingin kan nanti kalian kesulitan nyari kopi bagus karena kita ga memandang isu ini dengan lebih serius. Nah, baca dulu nih ya pengaruh perubahan iklim terhadap budidaya kopi.
Tentang Perubahan Iklim
Sejak Al Gore mengeluarkan film dokumenter berjudul The Inconvenient Truth, khalayak umum makin familiar dengan istilah perubahan iklim. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan perubahan iklim?
Menurut laman Global Climate Change NASA, perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang pada pola cuaca biasa yang pada akhirnya berpengaruh pada iklim lokal, regional, dan global Bumi.
Perubahan iklim sebenarnya bukan barang baru bagi Bumi dan manusia. Dari zaman ke zaman, Bumi sudah mengalami perubahan iklim dan manusia sudah berhasil berkali-kali lolos dari ancaman kepunahan. Namun, sejak awal abad ke-20, perubahan iklim tampaknya tak lagi berlangsung secara alami, melainkan cenderung dipicu oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, yang meningkatkan kadar gas rumah kaca di atmosfer dan memicu pemanasan global.
Baca juga: Dasar-dasar pertumbuhan tanaman Kopi
Tanda-tanda perubahan iklim sudah tampak di mana-mana, di antaranya peningkatan suhu global di daratan dan lautan; kenaikan muka air laut; mencairnya es di puncak-puncak pegunungan tinggi dan di kutub; dan semakin meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem.
Dampak perubahan iklim tentunya tak hanya akan dirasakan oleh manusia tapi juga segenap makhluk hidup yang tinggal di bumi, termasuk tanaman yang dari bijinya minuman favorit Anda berasal: kopi.
Apa saja pengaruh perubahan iklim terhadap budidaya kopi?
Perubahan iklim akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas kopi
Menurut National Resource Institute University of Greenwich dalam sebuah laporan berjudul “Coffee and Climate Change,” ada dua hal yang paling menentukan hasil panen kopi, yakni suhu dan curah hujan.
Perubahan di antara salah satu atau keduanya akan berpengaruh pada kualitas kopi. Curah hujan yang terlalu tinggi, misalnya, akan membuat kopi rentan diserang jamur. Sebaliknya, hujan yang terlalu sedikit akan menghasilkan biji kopi yang buruk.
Selain berpengaruh pada kualitas, perubahan iklim juga akan berdampak pada jumlah produksi kopi. Tahun 2020 kemarin, curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina membuat panen kopi robusta Vietnam terhambat sehingga produksi kopi menurun. Di Kolombia, kenaikan suhu dan curah hujan tinggi membuat produksi arabika berkurang. Di Indonesia, sejak tahun 2010, di Toraja, Simalungun, dan Flores, terjadi penurunan produktivitas pohon kopi.
Dari sini jelas, pengaruh perubahan iklim terhadap kopi
Perubahan iklim membuat kopi lebih rentan terkena hama karat kopi
Kopi adalah tanaman yang rentan. Di akhir abad ke-19, bintik-bintik kecokelatan seperti karat bermunculan di daun-daun kopi arabika Malabar. Itu adalah jamur mematikan yang akhirnya menyapu perkebunan-perkebunan kopi arabika di Srilanka. Sporanya yang mudah diterbangkan angin membuat karat kopi menyebar ke mana-mana, termasuk Hindia Belanda.
Wabah itu, yang kemudian dikenal sebagai karat kopi (coffee rust), mengubah lanskap industri kopi dunia. Di Hindia Belanda, arabika tak lagi menjadi komoditas utama, digantikan oleh robusta yang lebih tangguh. Wabah pun mereda—meskipun hama karat kopi tak sepenuhnya hilang. Supremasi kopi Hindia Belanda pun jatuh, digantikan oleh Brazil yang lebih dulu menanam robusta.
Perubahan iklim ternyata membuat hama karat kopi kembali menghantui perkebunan kopi arabika dunia. Curah hujan yang tak menentu dan peningkatan suhu global membuat jamur karat kopi dapat berkembang biak dengan lebih cepat. Laman Conservation International mengungkap bahwa wabah karat kopi telah membuat industri kopi merugi lebih dari 3 juta US dolar antara 2012-2017.
Sekitar 60% spesies kopi liar terancam punah
Industri barangkali baru bisa mengangkat pamor empat spesies kopi. Namun, para ilmuwan sudah berhasil mengenali 124 spesies kopi dari penjuru dunia, yang sebagian besar tumbuh secara liar di wilayah tropis Afrika, pulau-pulau di Samudra Hindia (Madagaskar, Kepulauan Komoro, dan Kepulauan Mascarenhas), Asia, dan Australasia.
Menurut data International Union for the Conservation of Nature (IUCN), yang dirujuk oleh Davis dkk. dalam sebuah artikel jurnal berjudul “High extinction risk for wild coffee species and implications for coffee sector sustainability,” 75 dari seluruh spesies kopi yang tumbuh di alam liar tersebut (60%) terancam punah. Jika perubahan iklim terus mengalami akselerasi, bukan tak mungkin spesies-spesies kopi tersebut benar-benar punah.
Lalu, apa akibatnya jika spesies-spesies kopi liar itu punah? Kita akan kewalahan mencari indukan kopi untuk membuat hibrida baru seandainya suatu saat sebuah wabah merebak dan menghabisi tanaman kopi, seperti wabah karat kopi 1876 dulu.

Lahan yang cocok untuk perkebunan kopi akan semakin berkurang
Sebagai tanaman yang “manja,” kopi perlu lingkungan dan kondisi alam yang spesifik untuk tumbuh. Perubahan iklim akan mengurangi jumlah lahan yang cocok ditanami kopi, terutama kopi arabika. Konsekuensinya, menurut sebuah artikel di laman School of Advanced International Studies, 60% lahan pertanian kopi akan menjadi tak layak tanam pada tahun 2050.
Untuk mengatasi persoalan perubahan iklim, aktor-aktor industri kopi sudah mulai bergerak dengan cara mereka masing-masing. Starbucks, misalnya, sudah mulai melakukan percobaan-percobaan untuk mencari varietas tangguh di lahan milik mereka di Costa Rica. Organisasi-organisasi nirlaba di Indonesia juga sudah mulai memikirkan dampak perubahan iklim terhadap budi daya kopi.
Sebagai penikmat kopi, kita barangkali juga dapat berkontribusi untuk mengurangi percepatan perubahan iklim. Dengan cara yang sederhana saja, seperti mengurangi sampah plastik dan menghindari minum kopi dengan K-cup. Partisipasi kecil kita itulah barangkali yang akan membuat anak cucu kita masih bisa menikmati secangkir kopi arabika sebelum memulai hari.
Nah, ada video yang memperlihatkan pengaruh perubahan iklim terhadap budidaya kopi ini. Hasil kerja dari Vox. Silakan ditonton.
One thought on “Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Budidaya Kopi”